Pada tulisan sebelumnya sudah pernah dibahas mengenai framework front-end yang sering digunakan pengembang dalam membangun website dan framework untuk membuat aplikasi seluler. Setelah membacanya pada kesempatan kali ini Kita akan membahas tentang CMS yang berhunungan dengan Back-end yang berfungsi untuk mengelola konten website atau aplikasi seluler.
Apakah anda bingung menentukan headless CMS yang akan digunakan untuk mengelola konten website atau Aplikasi Anda? Memang cukup sulit untuk menentukan pilihan, terlebih keterbatasan waktu untuk melakukan uji coba setiap headleass CMS yang ada serta diperlukan reseach terlebih dahulu untuk membandingkan keunggulan dan kekurangannya. Kami telah mengumpulkan data yang bisa membantu Anda agar tidak salah pilih dan sesuai dengan kebutuhan dalam pengembangan aplikasi website.
Sebelum ke topik berikutnya, agar pemirsa tidak bingung akan dijelaskan secara singkat apa itu CMS tradisional dan Headless CMS yang sering digunakan web developer untuk mengembangkan situs website. Pada awalnya para programmer lebih familiar dengan istilah CMS atau tradisional CMS yang lebih dahulu terkenal. Sistem CMS tradisional yang populer dimasa sekarang seperti Wordpress, Drupal, Joomla, Wix sangat membantu para programmer dalam mengelola konten, karena dalam tahap pengembangan situs website tidak harus mulai dari awal, karena fitur - fitur unggulan seperti mengelola page, post, gallery gambar sudah disediakan oleh masing - masih CMS open-source di atas.
Lalu apa perbedaan anatara CMS tradisional dengan Headless CMS? Secara garis besar CMS (Content Management System) adalah suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk membuat, mengelola, dan mempublikasikan konten di situs web yang menggabungkan manajemen konten dan tampilan website front-end dalam satu sistem. Sedangkan Headless CMS adalah pembaharuan dari konsep CMS tradisional yang mana memisahkan manajemen konten (back-end) dengan tampilan (front-end) melalui API (Application Programming Interface).
Sekarang Anda paham mengenai perbedaan antara CMS tradisional dengan Headless CMS, sekarang kita akan bahas apa saja Open-souce yang populer dan sering dipakai oleh para programmer dalam mengembangkan aplikasinya.
Jika Anda membutuhkan programmer yang paham dengan Headless CMS terbaik untuk proyek Anda yang akan datang, s.p Digital sudah membuat berbagai jenis website dan aplikasi selular.
Strapi menggunakan teknologi JavaScript modern seperti Node.js dan React yang memberikan fungsi pokok pada manajemen konten dan gambar dan menampilkan konten dengan API yang dapat dikelola sesuai dengan keinginan. Untuk pengujian, Anda dapat melakukan install di local server dengan mengikuti dokumentasi dan file secara lengkap di situs Github Strapi.
Keunggulan:
Kekurangan:
Ghost menggunakan Node.js, Headless CMS yang sering dipakai oleh programer. Ghost adalah CMS yang terfokus pada blogging. Ini menyediakan alat untuk membuat dan mengelola blog dengan antarmuka yang intuitif.
Keunggulan:
Kekurangan:
KeystoneJS menggunakan Node.js dan database MongoDB merupakan platform Headless Open-source CMS memungkinkan Anda untuk dengan cepat membangun situs web dan aplikasi dengan antarmuka admin yang lengkap.
Keunggulan:
Kekurangan:
Netlify CMS yang sekarang berganti nama menjadi Decap CMS adalah CMS yang dirancang khusus untuk bekerja dengan situs web statis sistem manajemen konten sumber terbuka untuk alur kerja Git Anda yang memungkinkan Anda untuk menyediakan editor dengan UI yang ramah dan alur kerja yang intuitif. Konten disimpan di repositori Git Anda bersama kode Anda untuk versi yang lebih mudah, penerbitan multi-saluran, dan opsi untuk menangani pembaruan konten secara langsung di Git. Ini menawarkan antarmuka admin yang sederhana dan mudah digunakan, serta menggunakan teknologi seperti React dan Git.
Keunggulan:
Kekurangan:
ButterCMS adalah CMS yang dirancang untuk bekerja dengan aplikasi berbasis JavaScript, termasuk situs web statis dan aplikasi single-page. Ini menyediakan antarmuka yang mudah digunakan dan dapat diintegrasikan dengan berbagai kerangka kerja front-end seperti kebutuhan untuk situs ecommerce, Saas, marketplace, agency atau multisite.
Keunggulan:
Kekurangan: Lebih terbatas dalam skala dan fitur dibandingkan CMS yang lebih lengkap.
Directus adalah CMS yang memberdayakan pengembang untuk membangun berbagai jenis platform yang sudah didukung seperti Backend SaaS, Headless CMS, internal tools yang memberikan pengalaman manajemen konten yang disesuaikan. Ini adalah platform API yang menggunakan Vue.js dan Laravel, serta mendukung berbagai jenis basis data.
Keunggulan:
Kekurangan:
Sanity adalah CMS sumber terbuka yang kuat dengan fokus pada struktur data yang fleksibel. Ini memungkinkan Anda mendefinisikan struktur konten Anda dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Tidak hanya itu, Sanity memberikan layanan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan para pengembang, mulai dari Headless CMS, API, sampai pengembangan situs Ecommerce yang bisa terintegrasi dengan shopify. Sanity dikembangkan dengan bahasa pemrograman React dan Node.js.
Keunggulan:
Kekurangan:
PencilBlue dibangun dengan dukungan untuk beberapa teknologi web terbaru dan terpopuler, termasuk MongoDB, Redis, Bootstrap, AngularJS, dan jQueryUI.
Keunggulan:
Kekurangan:
Kesimpulan
Setiap pemilihan Headless CMS yang hendak digunakan perlu melakukan pertimbangan akan dukungan dan apakah CMS yang hendak dipakai sesuai dengan kebutuhan dan menjadi solusi dalam tahap pengembangan aplikasi atau website di masa mendatang.
Demikian informasi daftar Headless CMS baik yang memberikan layanan gratis atau berbayar yang bisa Anda gunakan guna memudahkan para pengembang sehingga tidak memulai dari nol dalam pengembangan aplikasi.